Kegiatan belajar mengajar adalah inti proses pendidikan yang berlangsung di Taman Kanak-kanak. Dalam hal ini manajemen kurikulum dan pembelajaran di Taman Kanak-kanak diarahkan pada upaya penciptaan situasi belajar yang tertib dan teratur. Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap manajemen kurikulum dan pembelajaran yang baik agar tercipta proses belajar mengajar yang dengan mudah direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak pendekatan pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam upaya menyampaikan materi bahan ajar pada anak didik, salah satu pendekatan pembelajaran yang baru diterapkan adalah pendekatan pembelajaran sentra atau BCCT (Beyond Centers and Circle Time) yaitu konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Depdiknas, 2005).
Manajemen dibutuhkan dalam semua hal. Inti manajemen berkisar pada perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan yang membuat program pendidikan berjalan dengan sukses, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Disinilah pentingnya manajemen profesional agar TK berhasil secara maksimal. Manajemen pendidikan sebagai pendekatan pengembangan sumber daya manusia kompetitif, sarana pembaharuan sosial yang berkeadilan, serta pembaharuan dunia pendidikan yang konstektual sangat penting bagi eksistensi lembaga pendidikan.
A. Kelembagaan
Suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan secara efektif dan efesien diperlukan adanya penataan, pengaturan, pengelolaan, dan kegiatan lain yang sejenis. Langkah – langkah tersebut harus dikonsepkan secara sisitematis. Dalam hal ini, pengelolaan lembaga menitikberatkan pada empat komponen, yaitu: pengelolaan tenaga kerja, pendidik dan tenaga kependidikan; peserta didik; sarana prasarana; dan pengelolaan keuangan.
1. Pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Dalam dunia kependidikan, pengelolaan atas tenaga kerja ini berorientasi pada pembangunan pendidikan. Dedi Supriadi (1999: 176) menyatakan bahwa tenaga pendidik TK / PAUD semestinya disiapkan secara profesional, dimana seorang profesional paling tidak mempunyai 3 unsur utama yaitu:
1. Pendidikan yang memadai, disiapkan secara khusus melalui lembaga pendidikan dengan kualitas tertentu.
2. Keahlian dalam bidangnya,
3. Komitmen dalam tugasnya.
2. Pengelolaan peserta didik
Pengelolaan peserta didik merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktifitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari sekolah atau lembaga.
Dengan demikian, pengelolaan peserta didik tidak hanya pencatatan peserta didik, tetapi juga meliputi aspek yang lebih luas yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
3. Memanajemen sarana prasarana
Prasarana pendidikan adalah bangunan sekolah, dan alat perabot sekolah yang berperan dalam proses belajar mengajar walaupun tidak secara langsung. Garis besar tentang manajemen sarana prasarana meliputi:
a. Penentuan kebutuhan
Menentukan sarana atau fasilitas apa yang diperlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah dengan memperhatikan kekayaan yang ada.
b. Proses pengadaan
Proses pengadaan sarana pendidikan dapat diperoleh dengan beberapa jalan yang bisa ditempuh.
· Pembelian dengan biaya dari pemerintah
· Pembelian dari biaya SPP
· Bantuan dari BP3 atau komite sekolah
· Bantuan dari masyarakat
c. Pemakaian
Penggunaan barang harus dilakukan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga barang – barang tersebut bisa disebut barang infentaris
4. Manajemen keuangan
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan keuangan demikian pula dengan sekolah. Sumber keuangan pendidikan berasal dari:
1. Anggaran negara, antara lain:
· Anggaran rutin
· Anggaran pembangunan
2. Dana masyarakat,
· SPP
· Iuran BP3 / komite sekolah
· Bantuan atau hibah dan lainnya yang sah menurut aturan yang ada.
B. Metode Pengajaran
Mengajar anak usia dini atau TK membutuhkan metodologi yang unik dan kreatif. Disinilah signifikansi dan urgensi peran seorang guru dalam mendidik dan menggali potensi anak didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualitas pendidik sangat menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Kegagalan dan kesuksesan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga pengajar yang menguasai materi, metodologi pengajaran, dan kemampuan yang profesional.
Tahapan mengajar Anak Usia Dini harus di lakukan sesuai dengan perkembangan anak, walaupun pendidikan berlangsung sepanjang hayat, namun menurut Maria Montessori, enam tahun pertama adalah masa paling penting bagi perkembangannya. Maka pendidik harus memilihkan metode yang tepat dalam mengajar yaitu dengan melibatkan anak dalam kegiatan belajar, karena dengan begini anak akan mendapatkan inspirasi dan belajar mengambil keputusan sendiri. Terdapat beberapa metode pengajaran yang di sesusaikan dengan tahap usia anak
1. Usia 0 – 3 tahun: anak dapat mengikuti kegiatan di sekolah. Metodenya guru memperhatikan komunikasi dengan anak ketika mengajar, guru tidak mendominasi kegiatan anak.
2. Usia 5 tahun: anak dapat diberikan kegiatan yang bisa memberi kesempatan untuk mengobservasi sesuatu. guru sebaiknya tidak selalu mencontohkan lalu anak mengikuti.
3. Usia 6 – 12 tahun: perbanyak melatih kemampuan anak bercerita dan mengelurkan apa yang mereka ketahui. Metode belajar ditekankan pada bagaimana anak berpikir kreatif.
Proses belajar – mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan pendidik, karena itu pendidik harus pandai menciptakan situasi yang nyaman, membangkitkan semangat belajar, dan antusias belajar dengan memberikan metide pengajaran yang tepat. Jika tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya ( auditif ), maka anak bisa di ajarkan dengan mendengarkan kaset yang diselingi dengan menunjukkan gambarnya, dapat juga dengan memutarkan video agar anak bisa melihat (visual) dengan jelas apa yang terjadi. Dengan harapan, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai
C. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang benar akan menghasilan pengajaran dan kegiatan yang terpedu dan holistik yang mengaran kepada visi dan misi pendidikan yang dicanangkan. Disinilah pentingnya menyusun kurikulum yang baik dan benar.
Kurikulum pada pendidikan harus di sesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Materi maupun metodologi pendidikan yang di pakai dalam pendidikan harus b rnar – benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka. Dan kompetensi akademis meruapakn alat untuk mencapai tujuan.
BalasHapusBagi anda yang hobby bermain judi online seperti :
Bandar Ceme, Ceme Keliling, Capsa Susun, Domino, Bandar Poker dan omaha poker
Mari segera bergabung bersama kami di s1288poker
Kami agen penyediaan jasa judi online terbaik dan terpercaya.
(WA : 081910053031)
asw judi mulu,kaya kgk mskin iya ahahha
BalasHapus