Halaman

Sabtu, 24 September 2011

STRUKTUR DAN FUNGSI OTOT RANGKA

Mengerti akan fisiologi dan sistem gerak otot, struktur, dan fungsi otot rangka merupakan dasar untuk mengrti lebih lanjut tentang tubuh dapat menyesuaikan terhadap latihan fisik.
            Otot-otot tubuh merupakan alat energi yang tersimpan secara kimiawi diubah menjadi pekerjaan mekanik.dalam hubungan ini jumlah pekerjaan mekanikyang dilakukan menentukan berapa jumlah energi yang harus diubah secara kimiawi. Dalam suatu sistem tertutup seperti otot yang berkontraksi, perubahan-perubahan kimiawi di satu pihak dan pekerjaan serta panas yang dihasilkan pihak lain seimbang.
Ø  Beberapa sifat jaringan kontratil yang terdapat dalam tubuh:
1.      Mereka dipengaruhi oleh stimulus yang sama
2.      Mereka menimbulkan potensi aksi setelah distimulus
3.      Mereka memiliki kemampuan untuk berkontraksi
4.      Kekuatan kontraksi tergantung dari panjang semula
5.      Mereka mempunyai kemampuan untuk mempertahankantonua otot
6.      Mereka akan mengecil apabila kurang aktif
7.      Mereka akan menebal sebagai akibat dari pekerjaan yang ditingkatkan

Ø  Latihan olahraga sangat penting untuk otot-otot rangka dengan alasan sebagai berikut:
1.      Tanpa kontraksi otot tentu saja tidak akan terjadi suatu gerakan
2.      Suatu gerakan dapat berlangsung secara kontinyu dalam wantu tertentu
3.      Karena otot-otot rangka mengkonsumsi sebagian besar oksigen.

Otot-otot rangka atau otot yang dikendalikan oleh kehendak kita, dinamakan juga otot  bergaris, oleh karena imereka terdiri dari serabut-serabut panjang yang menyerupai benang. Kesatuan – kesatuan jaringan otot yang terkecil adalah serabut-serabut otot (muscle fiber) merupakan sebuah sel yang panjangdan mengandung banyak inti. Di dalam tubuh manusia, diperkirakan terdapat 270 juta serabut-serabut otot bergaris (Gary A. Thibodeua). Mereka mendapat penyarafan dair syaraf-syaraf kranial atau spiral, dan dikontrol secara sadar. Fungsi utamanya ialah untuk gerakan-gerakan tubuh dan untuk mempertahankan sikap tubuh.
Suatu otot mempunyai parenchima yang terdiri dari serabut-serabut otot dan satu stroma (jaringan dasar) jaringan ikat. Tiap-tiap serabut dikelilingi oleh satu jaring halus yang terdiri dari serabut-serabut jaringan ikat retikuler dan beberapa serabut kolagen dan elastik yang dikenal endomsium yang memisahkan tiap-tiap sel. Seluruh otot akhirnya dibungkus oleh lapisan jaringan yang disebut epimysium. Dalam ketiga jenis pembungkus ini berjalan pembuluh-pembuluh darah dan limfia serta serabut saraf. Dibawah endomisyum, mengelilingi setiap serabut otot, tipis dan elastis serta membungkus kandungan seluler serabut otot yang dinamakan sarcolema, dan subtansi yang menyerupai gelatin dinamakan sarcoplasma atau protoplasma yang mengandung protein kontraktil dan struktur lainya seperti: mithocondria, enzim, lemak, partikel, nuklei dan bermacam-macam organel seluler khusus.
Bagian tengah otot yang kontratil disebut venter sedangkan bagiab ujung yang menhubungkan venter dengan sebuah tulang atau kulit disebut tendon. Disamping tendon terdapat pula membran fibrous putih mengkilat yang banyak menyerupai tendon pipih yang dinamakan aponeurosis. Yang terdiri dari satu susunan padat berkas-berkas kolagen yang tersusun sejajar yang hanya mempunyai sedikit sekali pembuluh darah. Penhububung otot dengan tulang atau kulit adalah origo dan insertio. Origo tidak ikut bergerak pada waktu ototnya berkontraksi, sehingga dinamakan juga punctum fixum. Insertio adalah bagian otot rangka yang ototnya melekat dengan perantaraan tendon, yang bergerak bilamana ototnya berkontraksi, dan disebut juga punctum mobile.
v  Komposisi Bahan Kimia
     Otot rangka terdiri dari 75% air, 20% protein, dan sisanya yang 5% adalah
garam inorganik, dan zat-zat kain termasuk fosfat berenergi tinggi, urea, asam laktat, mineral-mineral seperti kalsium, magnesium, dan pospor, bermacam-macam enzim dan pigmen, ion-ion sodium, potassidium, khlorida,asam amino, lemak dan karbohidrat.
            Sebagian besar kandungan protein otot terdiri filamen miosin, filamen aktin, dan tropomision dengan perbandingan antara ketiga protein tersebut adalah 52 : 23 : 15. Juga sekitar 700 miligram mioglobin pada setiap gram jaringan otot.
v  Suplai Darah
             Selama melakukan latihan berat terjadinya peningkatan konsumsi oksigen pada otot sebanyak 70 kali lipat, jika dibandingkan dengan waktu istirahat dan otot memerlukan darah sebanyak 100 kali lipat jika dibandingkan dengan waktu istirahat. Jadi sekitar 11ml per 100 gr, otot per menit atau jumlah keseluruhan menjadi 3400 ml.
            Apabila otot berkontraksi sampai 60% dari kapasitas maksimalnya, maka aliran darah kr otot terhenti, karena tingginya tekanan intramuskuler. Faktor yang menyebabkan meningkatnya kapasitas latihan adalah karena meningkatnya jumlah kapiler pada otot yang terlatih.
v  Perbandingan Ukuran Struktur Otot
     Diameter pada serabut otot yang utuh besarnya adalah 10 sampai 100 mikron  dan panjangnya bervariasi sesuai dengan panjangnya. Setiap miofibril yang dipisahkan oleh sitoplasma dan tersusun paralel sepanjang sumbu sel mempunyai ukuran diameter berkisar antara 0.5- 2 mikron (1 mikro=1/1000 mm) dan terbagi beberapa benang-benang protein yang disebut miofilamen. Setiap miofilamen terdiri dari filamen tipis dan filamen tebal. Filamin miosin mempunyai garis tengah kira-kira 150 angstrom  dan panjangnya 1.5 yang dibatasi oleh 6 buah filamen aktin.
     Filamen aktin memiliki 3 molekul protein utama, yaitu : 1) aktin, 2) troponin, 3) tropomiosin dengan perbandingan 7 : 1 :1. Tropinin merupakan suatu rangkaian dari tiga macam tropinin, yaitu inhibitory tropinin, calciul binding tropinin, dan tropomyosin.
v  Mekanisme Kontraksi Otot “ Teori  Sliding-Filamen
            Secara mekanis-fisiologis, teori sliding filamen dapat dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1.      Dalam keadaan istirahat
2.      rangkaian eksitasi
3.      waktu kontraksi
4.      pengisian muatan
5.      relaksasi
v  Tipe Serabut Otot
            Beberapa tahun yang lalu, para ahli anatomi dan ahli histologi mengklasifikasikan otot menjadi dua macam yaitu otot merah dan putih sesuai dengan warna yang dominan dalam serabut otot. Namun belakangan ini, dengan menggunakan alat-alat moderen di bidang histokimia, pengujian unsur-unsur pokok kimia pada seluler memungkinkan penyediaan alat yang berhubungan dengan aktivitas fungsional serabut otot menurur bentuknya.
            Selanjutnya, Herbert A. Devries (1986) mengatakan, bahwa pengklasifikasian jenis serabut otot setidak-tidaknya berdasarkan melalui 4 cara pendekatan yang berbeda :
1.      penglihatan secara anatomis : merah dan putih
2.      fungsi otot : cepat dan lambat atau cepat lelah dan tahap terhadap kelelahan
3.      kandungan biokimia ; tinngi atau rendahnya kapasitas aerobik, dan
4.      sifat-sifat secara histokimia ; jenis atau sifat enzim yang terkandung di dalamnya.
Gollinick, P.D dkk (1972) mengatakan, bahwa sebutan dan pembagian jenis serabut otot bermacam-macam. Misalnya tipe otot untuk atlet dayatahan disebut tipe aerobik, tipe I, merah, tonik, slow-twitch  (ST), atau slow-oxidative (SO), sedangkan tipe otot untuk atlet tang mengutamakan kecepatan dan kekuatan disebut tipe anaerobik, tipe II, putih, fasik, fast-twitch (FT), atau fast-glycolytic.

Macam – Macam Otot dan Kontraksi Otot


A. Macam – macam otot dan cara kerjanya (kontraksi otot)
Otot merupakan alat gerak aktif yang memunkinkan tubuh kita untuk dapat bergerak. Gerak sel yang terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk. Padas sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang yang disebut myofibril. Jika mendapat rangsangan maka myofibril akan memendek, hal inilah yang disebut otot sedang berkontraksi ( memendek ke arah tertentu).
Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Otot motoritas, disebut juga otot serat lintang (otot lurik) oleh karena didalamnya protoplasma mempunyai garis-garis melintang. Pada umumnya otot ini melekat pada kerangka sehingga disebut juga otot kerangka. Otot ini dapat bergerak menurut kemauan kita (otot sadar), pergerakkanya cepat tetapi cepat lelah, rangsangan ini dialirkan melalui saraf motoris.
2. Otot otonom, disebut juga otot polos karena protoplasmanya licin tidak mempunyai garis melintang. Otot ini terdapat di alat-alat dalam seperti ventrikulus, usus, kandung kemih, pembuluh darah dan lain-lain, cara kerjanya diluar kesadaran kita (otot tak sadar) oleh karena rangsangannya melalui saraf otonom.
3. Otot jantung, bentuknya menyerupai otot serat lintang,didalam sel protoplasmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang tetapi jika kita melihat fungsinya seperti otot polos, dapat bergerak sendiri secara otomatis karena mendapat rangsangan dari susunan saraf otonom. Otot ini hanya terdapat pada jantung yang mempunyai fungsi tersendiri.

Sebagian besar otot tubuh ini meleket pada kerangka, dapat bergerak secara aktif. Jadi otot kerangka merupakan alat yang menguasai alat gerak aktif dan untuk memelihara sikap tubuh. Dalam keadaan istirahat, keadaanya tidak kendur sama sekali, tapi mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus. Pada masing-masing orang berlainan bergantung pada umur, jenis kelamin dan keadaan tubuh.
Fungsi otot :
1. Memelihara sikap dan posisi tubuh.
2. Otot-otot dinding perut berguna untuk menahan rongga perut.
3. Otot-otot pembuluh darah berguna untuk menahan tekanan darah
Bagian-bagian otot terdiri dari:
1. Kepala otot (muskulus kaput)
2. Empal otot (muskulus venter)
3. Ekor otot (muskulus kaudal)
4. Fasia (selaput pembungkus otot)
5. Origo (muskulus kaput melekat pada tulang)
6. Insersi (muskulus kaudal lekt pada tulang)
7. Tendo (jaringan ikat yang keras dan liat)
Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat disebut tendo, yaitu tempat melekatnya otot pada tulang. Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang disebut origo, dan tempat melekatnya ekor otot dinamakan insersi. Dibagian tengah bentuknya gembung terdiri dari berkas-berkas otot yang merupakan bagian aktif dalam berkontraksi, yaitu muskulus venter.
B. Kontraksi otot
Otot dapat berkontraksi dengan cepat, apabila ia mendapat rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dan lain-lain. Dalam keadaan sehari-hari otot ini bekerja atau berkontraksi menurut perintah atau pengaruh yang dating dari susunan saraf motoris.
v Jenis kontraksi otot
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsure otot kontraktil.Tetapi karena otot mempunyai unsure elastic dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang keseluruhan otot. Kontraksi yang demikian disebut isometric (panjang ukuran sama). Kontraksi melawan beban tetap dengan pendekatan ujung otot dinamakan isotonic (tegangan sama).
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk terus memberi hasil kerja yang sama dan akan menurun setelah aktifitas otot mengurangi kontraksi otot lebih lanjut. Hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan hamper sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama oksigen.
Selaput pembukus. Tiap otot dikelilingi oleh jaringan yang merupakan selaput pembungkus yang disebut fasia. Fasia ini berfungsi sebagai pembungkus, menahan dan melindungi otot agar tetap pada tempatnya, tempat asal/origo dari beberapa otot dan tempat letaknya pembuluh darah dan saraf untuk jaringan otot.
Diantara urat otot dan tulang terdapat kandung lender yang disebut juga mukosa bursa yang didalamnya berisi lendir yang berguna untuk melicinkan urat terhadap pergeseran tulang, juga untuk memudahkan gerak otot terhadap kedudukan tulang.
Retikulum, adalah bagian yang padat dari fasia dalam dan mengikat tendo yang berjalan melalui pergelangan mata kaki dan pergelangan tangan. Diafragma, struktur muskulus tendonium yang memisahkan rongga toraks dengan rongga abdomen dan membentuk lantai dari rongga toraks atau rongga abdomen. Diafragma, muncul dari vertebra lumbalis melalui dua ruang kurvatura dari permukaan dalam prosesus xifoid dan permukaan dalam dari 6 pasang iga terbawah.
Mekanisme kontraksi otot secara umum mulai dari timbul dan berakhirnya kontraksi adalah sebagai berikut :
1. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
2. Setiap ujung seraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.
3. Astilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6. Potensial aksi kana menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoslema melepas sejumlah ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
Macam-macam otot:
1. Menurut bentuk dan serabutnya, meliputi otot serabut sejajar atau bentuk kumparan, otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar.
2. Menurut jumlah kepalanya, meliputi otot berkepala dua, otot berkepala tiga/trisep dan otot berkepala empat/quadrisep.
3. Menurut pekerjaannya :
a. Otot sinergis, otot bekerja bersama-sama.
b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan.
c. Otot abductor, yaitu otot yang menggerakan anggota menjauhi tubuh.
d. Otot adductor, yaitu otot yang menggerakan anggota mendekati tubuh.
e. Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokan sendi tulang atau melipati sendi.
f. Otot ekstensor, yaitu otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula.
g. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar.
h. Otot supinator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang.
i. Endorotasi, memutar ke dalam.
j. Eksorotasi, memutar ke luar.
k. Dilatasi, memanjangkan otot.
l. Kontraksi, memendekan otot.

4. Menurut letaknya otot tubuh di bagi dalam beberapa golongan, yaitu :
a. Otot bagian kepala.
b. Otot bagian leher.
c. Otot bagian dada.
d. Otot bagian perut.
e. Otot bagian punggung.
f. Otot bahu dan lengan.
g. Otot panggul.
h. Otot anggota gerak bawah.

MAKALAH DEFINISI DAN TEKNIK-TEKNIK DALAM LOMPAT JAUH

             BAB I              
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
            Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
            Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti Celtic, Teuton dan Goths yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
              Olahraga lompat jauh berkembang pesat di daerah Eropa bahkan sekarang olahraga ini dikenal di seluruh negara – negara di muka bumi ini. Dalam kejuaraan nasional maupun dunia, olahraga ini menjadi salah satu inti dari cabang atletik. Oleh karena itu lompat jauh sangat penting perannya dalam kejuaraan – kejuaraan olahraga nasional maupun dunia.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah Pengertian Lompat jauh?
2.    Bagai manakah cara atau teknik-teknik dalam lompat jauh?
3.    Peralatan atau perlengkapan dalam lompat jauh?
C.  Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui pengertian loampat jauh
2.    Untuk mengetahui cara atau teknik-teknik dalam lompat jauh
3.    Untuk mengetahui peralatan apa saja yang digunakan dalam lompat ja

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lompat Jauh
            Lompat jauh adalah cabang olahraga atletik yang bertujuan melompat dengan pencapaian jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Maka untuk mencapai jarak lompat yang jauh, terlebih dahulu pelompat harus memahami unsur – unsur pokok pada lompat. Dalam lompat jauh terdapat bak lompat yang berisi pasir sebagai tempat pendaratan akhir dari melompat.
            Dalam lompat jauh gaya dibagi menjadi 3 macam gaya, yaitu gaya jongkok, gaya berjalan, dan gaya menggantung. Akan tetapi prinsip dasar dari ketiga gaya tersebut tetap sama. Loncat jauh dapat dibagi kedalam ancang – ancang, lepas tapak, melayang, dan mendarat. Pada semua teknik lonpat jauh ancang – ancang merupakan lari dengan percepatan dari start. Ancang – ancang kira – kira sejauh 30m – 45m. Frekuensi serta panjang langkah ancang – ancang makin meningkat sampai persiapan lepas tapak. Selama 3 – 5 langkah terakhir peloncat mempersiapkan diri untuk mengalihkan ancang – ancang (kecepatan horizontal) kepada lepas tapak (kecepatan vertical). Pada saat itu sebaiknya kecepatan jangan dikurangi, satu langkah sebelum terakhir, kira – kira 10cm – 15cm lebih panjang dari langkah sebelumnya dan terakhir. Karena itu titik berat badan agak terbawa kebawah, dan sodokan tenaga vertical diperbesar.
B. Teknik – tekik dalam lompat jauh
1.    Teknik Awalan
        Awalan dilakukan dengan berlari yang kian lama kian mendekati kecepatan maksimal namun masih tetap terkendali untuk melakukan tolakan tujuannya adalah meraih kecepatan maksimal yang terkendali untuk melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya. Frekwensi dan panjang langkah lari awalan makin meningkat sampai persiapan melakukan tolakkan. Sementara itu badan melompat semakin tegak. Pada tiga lima langkah terakir pelompat mempersiapkan diri untuk mengalihkan kecepatan gerak horizontal kepada kecepatan gerak vertikal dengan tanpa mengurangi kecepatan lari. Pelompat dianjurkan melakukan tolakan pada saat mencapai kecepatan maksimal untuk mendapatkan tenaga tolakan yang sebesar – besarnya.
              Untuk itu untuk jarak lari awalan yang digunakan oleh setiap pelompat berbeda – beda tergantung pada kemampuan untuk mencapai kecepatan maksimalnya. Mereka yang lebih cepat mencapai kecepatan maksimalnya. Akan memerlukan jarak awalan yang lebih pendek. Ketimang mereka yang lamban mencapai kecepatan maksimalnya kebanyakan dari para pelompat menggunakan jarak awalan sejauh 45 meter.
2.    Teknik Tolakan
        Tolakan dilakukan sebagai tahap pengalihan telapak kaki tolak untuk lepas landas. Tujuannya adalah menghasilkan tolakan sekuat – kuatnya agar dapat menggangkat titik berat badan setinggi – tingginya. Seluruh telapak tangan kaki bergulir ke depn kaki tolak sedikit dibengkokkan dan disusul oleh gerakan kaki ayun lengan diayun tinggi kedepn berlawanan dengan gerak kaki badan bagian depan dijaga atas dijaga tegak membentuk sudut hampir 90 derajat dengan pandangan kedepan.
a.    Melayang Diudara.
Sasaran pokok dari tehnik melayang diudara adalah :
-Memelihara keseimbangan badan saat melayang.
-Mengusahakan tahanan udara sekecil mungkin.
-Mengusakan melayang diudara selama mungkin dan,
-     Menyiapkan letak kaki dalam posisi yang menguntungkan pada       waktu mendarat. Yaitu dengan cara menjulurkan kaki lemas         kedepan sehubungan dengan sasaran pokok tehnik melayang       diudara maka selanjutnya sering disebut sebagai gaya dalam            melakukan lompat jauh.
b.    Gaya Lompat Jauh
-Gaya Langkah / Jongkok (Float Style )
Merupakan gaya lompat yang dianjurkan diberikan pada pemula      termasuk siswa disekolah.
-Gaya Menggantung ( Hang Style )
Karena anggota tubuh bagian bawah menggantung dibawah badan.            Kedua lutut membentuk sudut siku – siku dan kedua lengan berada          di atas kepala sehingga posisi tersebut sedang menggantung.
-Gaya Jalan Diudara ( Walking In The Air )
  Merupakan gaya yang sekarang paling populer dari pada kedua       gaya sebelumnya. Gaya ini lebih menjanjikan tinggal landas      yang efisien dan kesempatan mempersiapkan pendapatan     yang    lebih awal.
3.      Teknik Mendarat
            Mendarat harus dilakukan dengan cara yang tidak menjadi penyebab terjadinya pendaratan yang merugikan. Untuk itu sewaktu kaki menyentuh pasir kepala ditundukkan dan lengan diayunkan kedepan membawa pinggang kedepan mendekati titik berat badan melawati titik pendaratan di pasir sehingga tidak melakukan pendaratan yang dapat merugikan pelompat. Pada saat mendarat kedua tungkai menjuluk kedepan dengan rilex tidak tegang
sehingga siap menekuk pada saat yang tepat.
C. Peraturan – Peraturan dalam Lompat Jauh
1.     Hal – hal yang harus diperhatikan/dilakukan:
·         Pelihara kecepatan sampai saat menolak
·         Capailah dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan.
·         Rubahlah sedikit posisi lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak.
·         Gunakan gerakan kompensasi lengan yang baik
·         Capailah jangkuan gerak yang baik.
·         Gerak akhir agar dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kepadanya.
·         Latihan gerakan pendaratan.
·         Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan membengkokkan.

2.  Hal – hal yang perlu dihindari:
·         Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
·         Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai.
·         Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
·         Fase yang tidak seimbang.
·         Gerak kaki yang premature.
·         Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.
·         Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.
3.  Sikap – sikap dalam melakukan lompatan:
·         Awalan, yaitu untuk mendapat kecepatan pada waktu akan melompat. Awalan itu harus dilakukan dengan secepat – cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan melompat. Jarak awalan biasanya 30 – 50 meter.
·         Tolakan, yaitu menolak sekuat – kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas (tinggi dan kedepan).
·         Sikap badan di udara, yaitu harus-diusahakan badan melayang selama mungkin dan diusahakan badan tetap seimbang.
·         Sikap badan pada waktu jatuh / mendarat, yaitu pelompat harus mengusahakan jatuh / mendarat dengan sebaik – baiknya jangan sampai jatuhnya badan atau lengan ke belakang, karena akan merugikan. Mendaratlah dengan kedua kaki dan lengan kedepan.
4.  Diskualifikasi
·         Dipanggil 3 menit belum melompat.
·         Menumpu dengan 2 kaki.
·         Setelah melompat, kembali ke arah awalan.
·         Mendarat luar bak lompat.

5.  Cara mengukur lompatan pada lompat jauh:
·         Pada lompat jauh pengukuran sebetulnya sama dengan pengukuran pada loncat jangkit.
·         Pengukuran dilakukan oleh juri pengukur yang biasanya berjumlah 2 (dua) orang.
·         Pengukuran akan dilakukan apabila lompatan tersebut dinyatakan syah.
·         Pengukuran lompatan diambil dari balok ujung balok tumpu yang terdekat dengan bak pasir, sampai pada tanda awal pendaratan.
·         Bila pelompat berjalan mundur seusai melakukan lompatan maka yang diukur adalah jarak ketika atlet tersebut mundur. Oleh karena itu ketika seusai meloncat maka atlet harus berjalan mungkin maju.
·         Pada pengukuran ini diusahakan untuk seteliti sebab selisih satu cm saja akan berpengaruh.
·         Selain itu alat yang digunakan untuk mengukur juga harus sama (hanya ada satu alat ukur). Hasil lompatan akan dicatat oleh pencatat     hasil perlombaan.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Lompat jauh adalah cabang olahraga atletik yang bertujuan melompat dengan pencapaian jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Maka untuk mencapai jarak lompat yang jauh, terlebih dahulu pelompat harus memahami unsur – unsur pokok pada lompat. Dalam lompat jauh terdapat bak lompat yang berisi pasir sebagai tempat pendaratan akhir dari melompat.
              Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade Ada beberapa “Games” yang digelar selama era klasik Eropa. The Roman Games – Berasal dari akar Yunani murni, Roman Games memakai    perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama memakai panggung.
                Yang menjadi tujuan dari lompat jauh adalah pencapain jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Dalam lompat jauh gaya dibagi menjadi 3 macam gaya, yaitu gaya jongkok, gaya berjalan di udara, dan gaya menggantung. Banyak hal yang perlu di perhatikan dalam olahraga lompat jauh, agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.