Halaman

Minggu, 25 September 2011

Teori Tentang Kepribadian Seorang Atlet


A.              Kepribadian atlet
Ø Pengertian kepribadian atlet
Ada beberapa definisi mengenai kepribadian, di antaranya:
  1. Pengertian kepribadian total dari karakteristik seseorang yang membuatnya unik (Hollander, 1967)
  2.  kepribadian suatu bentuk keunikan seseorang (Guilford, 1959)
  3. Kepribadian adalah susunan karakter seseorang yang kurang lebih stabil dan bertahan dan behubungan dengan temperamen, intelektual dan fisik yang menuntut penyesuaian yang unik terhadap lingkungan (Eysenck, 1960)
  4. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis di dalam system psikofisik seseorang yang menuntut kesesuaian terhdap lingkungannya (allport, 1937)
  5. Kepribadian mengandung arti, seperangkat karakter dan kecenderungan yang stabil yang menentukan keumuman dan perbedaannya dalam perilaku psikologis (pikiran, perasaan dan tindakan) manusia yang memiliki kontinuitas dalam waktu yang barangkali mudah dimengerti dalam konteks tekanan sosial dan biologis yang spontan dalam keadaan mandiri (Maddi, 1968)
Sebagaimana telah Kluckhohn dan Murray (1949) nyatakan bahwa setiap orang seperti semua orang lain, atau tidak seperti lainnya. Pernyataan ini maksudnya merefleksikan pemikiran terhadap penekanan adanya keunikan dan keumuman. kompleksitas keperibadian juga diilustrasikan dengan penekanan adanya stabilitas pada perubahan dan penyesuaian fisik dan psikologi. Perbedaan definisi ini membedakan dan menjadi keragaman keperibadian teori berpikir untuk menjelaskannya.

B.                   Teori – teori tentang kepribadian atlet
Teori Psikodinamik. Teori ini ada di dalam lingkungan klinik: para peneliti terdahulu menjadi ahli fisik dengan fokus pada perilaku yang tidak normal atau menyimpang. Meskipun Sigmund Freud telah mengembangkan psikoanlisis dan sangat berdekatan dengan pendekatan psikodinamik dalam keperibadian, namun ada juga tokoh lain yang juga turut andil di antaranya Carl Jung, Alfred Adler, Erich Fromm dan Eric Ericson. Ajaran utama dari Freud adalah munculnya teori yang terdiri dari ed, ego dan superego. Id menunjukkan naluri ketidaksadaran dan menampilkan dua konflik yang abadi antara dua dimensi yaitu hasrat hidup dan dorongan seksual. Ego menunjukkan adanya aspek kesadaran, logika dan orientasi real dari manusia. Super ego merupakan kesadaran murni dan berkaitan dengan norma, susila, nilai, sikap dan moral. Dari sini Freud sebenarnya berbicara tentang konflik kepribadian utamanya adalah konflik antara seksualitas tanpa sadar dengan insting agresif. Fromm dan Ericson mengajukan interpretasi interpersonal tentang perilaku yang menyatakan bahwa kekuatan instingtual berasal dari id, ego dan super ego. Modifikasi pendekatan psikodinamik memerlukan observasi informal, intuisi klinis, dan kepercayaan pada dinamisasi intrafisik. Demikian menurut Mischel (1973). Berikut ini bagan yang mengaitkan teori konflik kperibadian dan teori psikodinamik:

Teori Fenomenologis. Teori ini dikembangkan oleh Maslow (1943) dengan memunculkan konsep yang lebih menakankan pada holistic daripada atomistic, fungsional daripada taksonomi, dinamis daripada statis, dinamis daripada kasual, purposif dari simple-mekanis.
Pendekatan teori Maslow memunculkan lima tingkatan kebutuhan yang ada pada diri manusia, yaitu: kebutuhan psikologis (kebutuhan dasar seperti lapar, haus, tidur dan seks, keamanan (baik emosi maupun fisik), cinta (kasih sayang dan afiliasi), penghargaan (prestasi, kekuasaan dan status), dan aktualisasi diri (refleksi dari kepuasan diri). Bagan lima kebutuhan ini digambarkan oleh Maslow dengan bagan, sebagai berikut:
Secara fenomenologis, teori kepribadian itu beragam. keberagaman ini disesuaikan pada penekanan konsep perubahan diri, pertumbuhan dan kematangan yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan diri. Rogers (1964) mengatakan bahwa perubahan itu didasarkan dengan orientasi nilai dari anak-anak menuju dewasa dan dari dewasa menuju kematangan psikologis.
Teori Konstitusional (Jenis Tubuh). Teori konstitusional atau teori jenis tubuh selalu dikaitkan dengan Stanley Kretschmer dan William Sheldon. Dengan teori ini menunjukan bahwa setiap orang mempunyai fisik-fisik khusus atau jenis-jenis tubuh, yang secara genetic menentukan factor yang memberikan kecenderungan pada konsistensi perilaku.
Sheldon memberikan skema yang sudah sangat popular. Dalam skema ini ada tiga dimensi yang struktur tubuhnya dianggap aneh, yaitu: mesomorphy (berotot), endomorphy (bulat, gemuk), dan ectomorphy (lurus, kurus). Setiap dimensi ini dihubungkan dengan jenis kepribadian tertentu atau temperamen. Selengkapnya lihatlah bagan berikut:
Teori Kejanggalan. Pendekatan teoritis yang memiliki pengaruh terkuat dalam penelitian keperibadian pada psikologi adalah pandangan tentang pembawaan yang janggal.
Pembawaan kepribadian sendiri telah disampaikan dengan berbagai cara. Contohnya Allport (1964) memberikan masukan mengenai struktur neurofisik yang memiliki kapasitas untuk memberikan stimuli fungsional yang seimbang dan memberikan tanda-tanda khusus yang berkaitan dengan bentuk-bentuk perilaku yang ekspresif.
Dalam pendekatan Cettel, keperibadian ditampilkan sebagai pembanding di antara struktur sifat-sifat pembawaan yang hirarkis. Secara khusus, melalui analisis factor, terdapat 171 pembawaan asli yang dapat diidentifikasi. Pembawaan-pembawaan asli ini secara total dianggap sebagai penyebab keunikan perilaku siswa-siswa. Dengan demikian setipa siswa memiliki pembawaan asli yang berbeda, karena masing-masing siswa pada dasarnya memiliki keunikan yang tidak sama dengan yang lainnya. Dari 171 pembawaan asli ini dapat dibagi menjadi 16 kategori, factor-faktor atau klusternya disebut dengan sifat-sifat pembawaan yang mengemuka. Berikut table yang diberikan Cattel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar